[sent a paper; merely a blank paper]
[got it sent back]
[sent it back]
..it’s like having a silent conversation. you don’t need to hear what’s exactly being said. you just need to read what’s written in the atmosphere..
i could never fall at first sight. so i think first impression doesn’t mean that much to me.
and so the second glance can be dangerous and poisonous.
apa lagi yang bisa ditahan? beberapa kata
bersikeras menembus batas kenyataan–
setelah mencapai seberang, masihkah bermakna,
bagimu, segala yang ingin kusampaikan?
[Sapardi Djoko Damono]
——-
“Apa arsitektur menurut tetua, Ruh? Menurutmu.” –Tuan Tanah
“Naungan seperti langit yang tak bertiang, tidak padat karena yang padat itu untuk dipijak. Kita terkungkung di bawah atap buatan manusia. Ikatan manusia belenggu besi, ikatan Tuhan gravitasi. Kebebasan Tuhan melindungi, kebebasan manusia seperti melayang-layang di ruang hampa. Kita mungkin tak akan pernah mampu membuat atap tak bertiang itu, tapi bisa belajar dari jannah. Taman yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Arsitek harusnya bisa menjadi penyembuh di garis depan, tapi yang banyak para pembuat penyakit. Menghujam bumi dengan tiang-tiang keras tanpa bertanya dulu pada tanah apa rasanya.” –Ruh
“Berbahagialah para landscape architects!” –Arsitek
“Kenyataannya concrete architects lebih tinggi derajatnya dari mereka, ketinggian pencakar langit mengalahkan bahkan pohon tertinggi. Hahaha..” –Ruh
…
“Saya harus bicara.” –Ruh
“Akupun harus bicara. Ruh, ini tak akan pernah jadi proyek kita. Aku mengundurkan diri.” –Arsitek
“Bicaralah padanya, Ruh. Kalian tentu tidak mau melepaskan kesempatan yang hanya sekali.” –Tuan Tanah
“Kalian tidak usah khawatir, surat bisa dikeluarkan setelah gambar rencana selesai dan pembangunan bisa dimulai sesuai tanggal.” –Seorang laki-laki dengan kertas besar; orang yang seiman dengan Ruh, kelihatan dari tanda-tandanya, bermaksud sebagai penengah.
“Tapi peruntukan tidak sesuai, Anda harus menghentikan ini.” –Arsitek, nada tinggi pada Tuan Tanah.
“Dan orang tua, anak-anak, masjid di atas bukit..” –Ruh, tinggal berdiri di belakang panglima perang.
Laki-laki dengan kertas besar tersenyum. “Kami bisa menyediakan tanah pengganti untuk mereka.” Aturan manusia bisa diubah. Ada orang yang seiman tapi pondasinya lain.
“Mereka sudah sejiwa dengan tanah ini. Anda juga yang menandatangani kertas untuk menghancurkan masjid?” –Ruh pada orang seiman.
“Kita pergi dari sini.” –Arsitek beranjak menuju kaki bukit.
Ruh mematung dan melihat Tuan Tanah yang juga diam menatapnya. “Saya harap Anda berubah pikiran.” Lalu mengejar Arsitek ke bawah.
Arsitek merelakan ladang pemasukan untuk kemenangan batin, Ruh melepaskan apa yang bukan ridha Yang Maha Mencintai.
[Jantung.Cardio.Qalb – Jihan Siregar]
[]
..everything has a purpose, even machines. clocks tell the time, and trains take you places. they do what they’re meant to do. … maybe that’s why broken machines make me so sad. they can’t do what they’re meant to do. maybe it’s the same with people. if you lose your purpose, it’s like you’re broken. …
[Hugo]